Gunung Bromo bukan hanya dikenal oleh masyarakat Indonesia,
tetapi sudah menjadi agenda kunjungan wisata bagi masyarakat dunia. Tidak
pernah sepi dari kunjungan para turis, bahkan mereka betah berhari-hari tinggal
disana.
Meniti tangga menuju puncak Gunung Bromo untuk menyaksikan
terbitnya matahari bukan suatu hal yang terlalu berlebihan. Namun bermain-main
dibibir kepundan yang menganga kemudian merayap turun menjejakkan kaki
telanjang pada magma beku untuk mengukir nama kemudian mengabadikannya,
barangkali hanya bisa dilakukan di Bromo tidak ditempat lain.
Gunung Bromo berada dikawasan pelestarian alam Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) dan merupakan Taman Nasional paling
spektakuler dan paling mudah dikunjungi diantara Taman Nasional lainnya yang
ada di Indonesia yang terletak antara 1.000 – 3.676 meter diatas permukaan air
laut. Wilayah Taman Nasional Bromo Tengger Semeru terletak pada rangkaian
pegunungan berapi yang merupakan salah satu dari rangkaian besar pegunungan
yang terbentang sepanjang Pulau Jawa. Dibagian utara pegunungan Tengger
terdapat kaldera Tengger yang sangat indah dan menarik, garis tengahnya
mencapai 8-10 kilometer, sedang dindingnya yang terjal tingginya antara 200–700
meter.
Dasar Kaldera Tengger berupa laut pasir seluas 5.290 ha,
terdapat Gunung Bromo (2.392 m), Gunung Batok (2.470 m), Gunung Kursi (3.392
m), Gunung Watangan (2.601 m), dan Gunung Widodaren (2.600 m). Gunung Bromo
merupakan gunung yang masih aktif yang pada waktu tertentu mengeluarkan asap.
Disamping untuk tujuan pariwisata, Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
berfungsi pula untuk : Penelitian, Pengembangan Ilmu Pengetahuan, Pendidikan,
Konservasi dan Pembinaan Cinta Alam.
Seperti pada umumnya Taman Nasional lainnya di Indonesia,
pengelolaan Taman Nasional ini dilaksanakan oleh Taman Nasional Bromo Tengger
Semeru yang kantornya berada di Malang merupakan Unit Pelaksana Teknis (UPT)
Direktorat Perlindungan Hutan dan Pelestarian alam, Departemen Kehutanan.
Menurut Schmidt and Ferguson type iklim di kawasan Taman
Nasional Bromo Tengger Semeru tergolong type C dan D. Sedangkan musim hujan
berlangsung pada bulan Oktober sampai Maret. Suhu rata-rata berkisar antara
7-18 derajat celcius. Type vegetasi hutan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru
adalah type Hutan Hujan Pegunungan yang terdiri dari Hutan Tinggi, Hutan Alfin,
Hutan Cemara, Padang Rumput dan vegetasi Kaldera. Tumbuhan yang banyak dijumpai
adalah Cemara (Casuarina junghuhniana), Akasia (accaccia decurens), Mentigi
(Vacinium varingaefolium), Adas (Anethum graveolens), Senduro atau bagi
masyarakat Tengger disebut bunga Tanalayu dan juga sering disebut sebagai bunga
Edelwise (Anaphalis javanica), dan berbagai jenis anggrek alam di daerah Semeru
selatan.
Fauna yang sering dijumpai adalah Rusa (Cervus timorensis),
Kijang (Muntiacus muntjak), Budeng (Presbytis cristata), Burung Pita (Pitta
guajana), Rangkok (Rhyticeros undulatus), Bido (Spilomis cheela bido), dan
Belibis (Anas superciliosa).
Pintu gerbang utama menuju ke Laut Pasir dan Gunung Bromo
melalui Cemorolawang. Kawasan ini merupakan daerah wisata yang paling ramai
terutama pada hari libur. Beberapa aktivitas
dapat dilakukan di daerah ini antara lain : berkemah, menikmati
pemandangan alam, berkuda menuju Lautan Pasir atau berjalan kaki. Untuk mencapai
puncak Gunung Bromo dapat menaiki tangga yang telah disediakan. Kawah Gunung
Bromo merupakan kawah yang menganga lebar dengan kepulan asap yang keluar dari
dasar kawah menandakan bahwa gunung tersebut masih aktif.